Apakah tidak terlalu cepat mengajarkan membaca pada anak usia dini? Seringkali pertanyaan ini muncul dikalangan kita pemerhati pendidikan anak. Ya kalau membaca seperti anak SD memang masih terlalu cepat,tapi kalau dilakukan untuk menumbuhkan minata anak terhdap kebiasaan membaca. Tidak perlu ragu bukan untuk memulainya sejak awal J
Paling tidak ada beberapa syarat yang mesti diperhatikan saat kita berusaha menumbuhkan kebiasaan ini yaitu :
- Suasana yang dibangun harus menyenangkan,
- Jangan memaksa. Jika anak sudah terlihat bosan, hentikanlah… dan jangan ragu-ragu mengulangnya di lain waktu.
- Jangan pasang target- target tertentu, missal sekian bulan harus sudah hapal 20 huruf… wah, jika itu terjadi yang ada bukannya tercapai tapi malah bikin kita tambah stress J
- Berikan contoh yang nyata. Anak yang tumbuh dari keluarga yang suka membaca akan lebih mudah menumbuhkan sikap cinta baca.
Perkembangan kemampuan membaca pada anak diperkuat melalui aneka pengalaman,misalnya : bercerita tentang hasil karya anak, dibacakan cerita, saat menggambar dan menulis, menyanyikan lagu, membaca sajak, mengajukan pertanyaan, bergaul dengan orang lain dan berada di lingkungan yang banyak tulisan.
Nah, berikut ada beberapa cara mudah untuk mengajarkan anak membaca tanpa target namun menyenangkan :
- Tempel nama
- Huruf dimana-mana
- Kartu gambar
- Lagu-lagu
- Bacakan cerita
- Buat buku bersama
Ada baiknya juga jika kegiatan membaca itu dikaitkan pula dengan kesenangan anak, misalnya si buyung suka mobil-mobilan akan lebih efektif jika anak diajak merangkai membuat buku cerita yang ada kaitanya dengan mobil-mobilan.
Jangan terpaku dengan segala hal yang buatan pabrik, jadilah fasilitator anak yang kreatif.adakalanya gambar-gambar kalender menarik untuk dibuat sebagai kartu bergambar, atau bahkan memulai dari bungkus makanan kesukaan anak? Mengenalkan membaca tidak harus dalam kondisi yang formal, dalam segala suasana dan waktu bisa terjadi.
Yang terakhir, karena ini bukan merupakan pendidikan formal, jangan terlalu memaksa memaparkan kegiatan secara terus-menerus karena bisa dikhawatirkan anak malah akan menjadi bosan ketika saatnya benar-benar belajar di sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar