Selasa, 06 Juli 2010

membaca hati...

remuk...
redam...
kesal...


kapankah kita bisa bersepakat dengan waktu?

biar bisa
senyum...
bahagia?????

Selasa, 29 Juni 2010

biru,,,.... sebiru langit di atas sana....

mengunjungi jogja kali ini tidak begitu membawa kebahagiannya yang bertumpah ruah...

karena kali ini, saya memang hendak menemuinya...
dia yang kerap membuat saya bermimpi dan kemudian terbangun dan tersadar bahwa itu hanya lah mimpi

tiga hari di jogja.. sanggup membuat hati saya menjadi biru....
pertemuan yang kami rancang jauh-jauh hari ternyata hanya berhasil membuat kami bersama dalam waktu tak kurang 30 menit...

tak cukup rasanya apa yang kami obrolkan. tak banyak... dan saya kembali sadar bahwa ada sesuatu yang memang tak bakalan bisa saya gapai tentangnya.

dengan janji akan bertemu lagi hari itu, dia pamit...
saya menunggu...
hingga kemudian saya sadar bahwa sudah terlalu lama saya menunggu tanpa kabar apapun darinya...

dan seperti yang saya duga, dia terlupa...
bahwa ada janji yang terlupa untuk dibatalkan
ada diskusi yang belum mencapai kesepakatan..
marahkah saya? entahlah...
saya bahkan tak bisa mendeskripsikan apa yang saya rasa....

jauh-jauh saya datang menjumpainnya....
jauh hari dia berjanji bahwa akan ada waktu khusus buat saya...
namun ternyata...

Senin, 07 Juni 2010

someone... somewhere...

semalam aku bermimpi tentang mu lagi, dear.....
tentangmu yang selama empat tahun terakhir selalu menyinggahi mimpi dan bermain dalam relung kalbuku...
seperti semacam "kentut" yang enggan keluar padahal perut sudah tak kuasa menahan...

tentangmu... kusimpan rasa itu padamu
tentangmu yang entah kenapa sulit kulepaskan pandangku walau sejenak..

dear...
masihkah kamu ingat pertemuan pertama kita, berdua menyusuri jalanan temaram kota tercinta?
tanpa banyak kata, tanpa banyak tanya...
kita bersepakat, berjanjia bersama... janji yang hanya sepatah kata... saat itu terasa dalam... mengikat setiap hela nafas dalam sukma

dear...
aku merindumu hari ini...

Minggu, 06 Juni 2010

password oh password....

dua hari ini saya dipusingkan dengan berbagai macam password...
blog, email lama, facebook, tweet, friendster, dan sebagianya.....
saya akui memang ingatan jangka panjang maupun jangka pendek saya buruk sekali...

seperti halnya ada seorang teman yang mengingatkan tentang seorang "Tan Malaka" yang memiliki kemampuan bagus untuk mengelola daya ingatnya. beliau membuat semacam koding individual yang bagus untuk memudahkan dia mengingat buku-buku yang pernah dibacanya.

dan sebetulnya,saya juga melakukan itu (jiahhhh....) dengan cara membuat password atau kata kunci dengan kata-kata yang saling berkaitan... namun yang tetap saja saya merasa seringkall lupa...

okelah, belajar dari pengalaman masalampau, akhirnya saya memutuskan untuk membuat batasan bagaimana membuat kata kunci yang mudah diingat jika saya memiliki banyak akun sedangkan kemampuan mengingat otak saya terbatas. yaitu :
1. membuaat hanya beberapa kata saja. misalnya nama ibu saya, nama adik saya atau nama depan tokoh idola... jangan sekaii-sekai membuat password dengan kalimat panjang yang tidak ada maknanya. misalnya : demi negeriku indonesia raya... atau perempuan paling cantik di Indonesia.
2. gunakan angka yang memiliki arti. misalnya tanggal kelahiran anak atau tanggal anda jadian. jangan sekali-sekali menggunakan tanggal lahir teman atau tanggal lahir mantan pacar..
apalagi ya??????
3. gunakan bahasa simbol yang mudah dikenal. jika anda terbiasa menggunakan bahasa indonesia, jangan sesekali menggunakan bahasa negara lainnya yang tidak pernah anda pakai.
4. catatlah email dan kata kunci anda, di tempat yang tidak mudah ditemukan oleh orang lain jika anda tidak ingin laman anda disalahgunakan
mungkin itu dulu...

Selasa, 23 Maret 2010

pihak ke dua apa ke tiga?

masih berkutat dengan isu selingkuh di mana-mana, banyak teman menjejaliku dengan berbagai masukan, peringatan, ancaman, nasihat bahkan akhirnya kerelaan...


siapapun pasti paham bahwa menjadi pihak ke dua ataupun menjadi pihak pertama yang memiliki pihak kedua dalam sebuah hubugan berlainan jenis sama-sama tak nyaman

mejadi pihak pertama yang diduakan dan ditigakan menyimpan banyak cemas, harap dan te ntu saja marah... menjadi pihak kedua yang mengganggu pihak pertama juga penuh ketakutan akan ketahuan...

so memang lebih baik sama-sama jadi pihak pertama aja..

Selasa, 09 Maret 2010

cerita hari ini....

seperti biasanya, hari ini saya awali dengan bermotor ria ke sekolah yang nun jauh di utara...
sepanjang perjalanan berangkat kembali saya tertarik dengan aktivitas persawahan yang ada di utara batas kota.. bukan, bukan karena padinya yang sedang menguning dan menunggu untuk di panen, namun terlihat beberapa batang padi yang ambruk..
mungkin terkena hujan yang lumayan deras dua hari kemaren..

padi ini terlihat kesibukan yang berbeda, mbok tani mulai menyiangi beberapa tanaman yang sudah roboh.. sempat terbesit untuk mampir... ah, nantilah sepulang saya dari sekolah...

di sekolah semua berjalan seperti biasa,gerombolan ibu-ibu penunggu masih asyik bersaingan cerita dengan anak-anaknya, namun ada sesuatu yang beda kali ini... mereka mulai sedikit menjauh tempat ngobrolnya...

Minggu, 21 Februari 2010

anak hiperaktif?????


 tadi pagi, leo lagi-lagi berbuat ajaib.... kali ini alasannya pantatnya capek, padahal sepagi dia asyik berlarian kesana kemari, menggoda teman-temanya... kursi saya juga tak luput dari keaktifannya..sempat berfikir, jangan-jangan ni anak hiperaktif....
 *******
 Konsep tentang hiperaktifitas berawal di Inggris pada awal kurun ke-19. Penjelasan klinis pertama diungkap pada tahun 1902 oleh seorang dokter anak,Profesor Sir George Frederik Still. 
 Still berpendapat bahwa tingkah laku anak yang menjadi terlalu aktif dan sukar dikendalikan berawal dari
adanya gangguan fungsi pada lapisan luar (corteks serebrum) otak.Namun, akhir-akhir ini para ahli menyimpulkan bahwa gangguan ini tak hanya bersifat fisik semata, tapi juga dapat berupa gangguan psikis. 
Anak hiperaktif memang memiliki 'kelebihan energi' dibanding anak lain.Umumnya,mereka tidak bisa lama duduk diam, terlalu lasak, impulsif, resah,suka merusak benda, dan memiliki rentang perhatian yang pendek
Tiga gejala utama
Meski secara mudah anak-anak yang memiliki 'kelebihan energi' ini disebut hiperaktif, istilah khusus yang lebih tepat menggambarkan kondisi mereka adalah ADHD(Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Seorang anak yang memiliki gangguan ADHD memiliki tiga gejala utama yang nampak dalam perilakunya, yaitu inatensi, hiperaktif, dan impulsif.
 Gejala inatensi (rendahnya pemusatan perhatian) dapat dilihat dari  kegagalan seorang anak dalam memberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu hal. Anak tidak mampu mempertahankan konsentrasinya dalam rentang waktu cukup lama, dan mudah sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal lain.
Gejala hiperaktif dapat dilihat dari perilaku anak yang tidak bisa diam.Duduk dengan tenang merupakan sesuatu yang sulit dilakukan anak yang mengalami ADHD. Ia akan bangkit dan berlari-lari, berjalan ke sana kemari, bahkan memanjat-manjat. Di samping itu, ia cenderung banyak bicara, meski kadang tidak jelas.
Sementara gejala ketiga adalah impulsif yang ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Anak seperti mengalami dorongan untuk melakukan sesuatu secara tidak terkendali. Dorongan tersebut mendesak untuk diekspresikan dengan segera dan tanpa pertimbangan. Seperti, perilaku tidak sabar, meloncat dari ketinggian, dll. Sisi lain dari impulsivitas membuat anak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas yang membahayakan, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.Namun, sebelum sampai pada diagnosis ADHD, masih ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Misalnya, tiga gejala awal tadi sudah menetap minimal 6 bulan, dan terjadi sebelum anak berusia 7 tahun. Gejala-gejala tersebut muncul setidaknya dalam 2 situasi, misalnya di rumah dan di sekolah.


Masalah di sekolah dan di rumah
 Anak hiperaktif umumnya tidak mampu mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik. Konsentrasi yang mudah terganggu membuat anak tidak dapat menyerap materi pelajaran secara keseluruhan. Rentang perhatian yang pendek juga membuat anak ingin cepat selesai bila diminta mengerjakan tugas-tugas sekolah. Kecenderungan berbicara dengan nada tinggi akan mengganggu anak dan teman bermain. Kadang malah membuat guru menyangka bahwa mereka tidak memperhatikan pelajaran. Anak hiperaktif seringkali mengalami kesulitan membaca, menulis, bahasa, dan matematika. Apalagi, ketrampilan motorik halus mereka secara umum memang tidak sebaik anak lain.
Secara psikologis, anak hiperaktif juga lebih mudah cemas dan kecil hati. Selain itu, ia mudah mengalami gangguan psikosomatik (gangguan kesehatan yang disebabkan faktor psikologis) seperti sakit kepala dan sakit perut. Hal ini berkaitan dengan rendahnya toleransi mereka terhadap frustasi, sehingga cenderung emosional. Salah satu efeknya, misalnya, anak hiperaktif
cenderung keras kepala dan mudah marah bila keinginannya tidak segera dipenuhi. Tanpa pengertian yang luas, anak kadang dipandang nakal baik di lingkungan pertemanan maupun keluarga. Karena sering dibuat jengkel, orang tua sering memperlakukan anak secara kurang hangat. Orang tua kemudian banyak mengontrol anak, penuh pengawasan,banyak mengkritik, bahkan memberi hukuman. Dari sini, anak membuat reaksi balik dengan cara menolak atau berontak. Akibatnya muncul ketegangan antara orang tua dengan anak.  Kondisi tegang (stress) ini dapat memicu tumbuhnya suasana kurang nyaman dalam rumah. Akibatnya anak menjadi lebih mudah frustrasi. Kegagalan bersosialisasi yang tidak segera diatasi bahkan dapat menumbuhkan konsep diri negatif dalam diri anak. Anak akan merasa bahwa dirinya buruk, selalu gagal, tidak mampu, dan ditolak.
Masalah fisik dan komunikasi
Secara umum anak hiperaktif memiliki tingkat kesehatan fisik yang tidak  sebaik anak lain. Beberapa gangguan seperti asma, alergi, dan infeksi  tenggorokan sering dijumpai. Pada saat tidur biasanya juga tidak setenang anak-anak lain. Banyak anak hiperaktif yang sulit tidur dan sering terbangun  pada malam hari. Selain itu, tingginya tingkat aktivitas fisik anak
juga  berisiko tinggi untuk mengalami kecelakaan seperti terjatuh, terkilir, dan sebagainya
 Anak hiperaktif biasanya suka berbicara. Dia banyak berbicara, namun sesungguhnya kurang efisien dalam berkomunikasi. Gangguan pemusatan  perhatian membuat dia sulit melakukan komunikasi yang timbal balik. Anak  hiperaktif cenderung sibuk dengan diri sendiri dan kurang mampu merespon lawan bicara secara tepat.

 Beberapa faktor penyebab
 Kemunculan ADHD pada anak sampai saat ini diyakini karena terjadinya disfungsi pada zat di otak yang bernama dopamin. Dopamin ini berguna untuk  memelihara proses konsentrasi.
Kasus hiperaktif bisa dialami setiap anak dari setiap ibu. Namun peluang  ini dapat menjadi lebih besar pada kasus kelahiran 'bermasalah'seperti  proses melahirkan yang memakan waktu lama, persalinan dengan cara vakum atau  keracunan kehamilan (eklamsia). Di samping itu faktor-faktor seperti bayi yang lahir dengan berat badan rendah, ibu yang terlalu muda, ibu
yang merokok dan minum alkohol juga meninggikan peluang kelahiran bayi hiperaktif

Penanganan
Bila anak anda memiliki segala gejala yang disebut diatas, atau telah  mendapat diagnosa hiperaktif, tak perlu cemas. Bagaimanapun, orangtualah  pemegang peranan utama dalam mengendalikan perilaku anak hiperaktif ini.  Beberapa cara yang dapat dilakukan orangtua antara lain, pertama, member  dorongan verbal berupa kalimat yang positif. Misalnya, "Ummi bangga
deh sama  Irfan karena Irfan bisa makan dengan tenang."  Kedua, terapkan sistem reward (penghargaan) atas perilaku positif anak.  Prinsipnya adalah perbaikan tindakan bisa menghasilkan hadiah. Ajak anak  untuk mencatatkan prestasinya.  Ketiga, sediakan lingkungan yang teratur dan mendukung. Tetapkan jadwal  kegiatan dan letakkan barang yang teratur di kamar anak. Bantuan seluruh  keluarga besar juga sangat membantu menciptakan iklim yang baik bagi anak. Keempat, metode profesional. Mintalah bantuan ahli untuk menangani
anak hiperaktif.